Asian Watercolour Expression 2012 @ Yogyakarta and Solo, Indonesia, June 1st - 4th 2012
Writer: Agus Dermawan T, Tossin Himawan, Julius Pour, JB Iwan Sulistyo, Eddie Lui, Alvin Lee, Huang Fong, Agus Budiyanto, Smith Sein Lynn
Translator: Margaret Rose Agusta
Editor: Anne Lukardi, Christine Leksono, JB Iwan Sulistyo, Tio Jenie, Robby Lulianto, Inggriani Husen
Printed by: Mahameru Offset Printing, Jakarta - Indonesia
Published by: Indonesian Watercolour Society
March 2012
Office of IWS: Komplek Green Ville Blok BQ - 25
Jakarta Barat 11510, Indonesia
Pameran "Asian Watercolour Expression", Pamerkan Karya Seni Rupa Cat Air Terkini
Jogjanews.com - Bentara Budaya Yogyakarta bersama Indonesian Watercolour Society (IWS) menggelar pameran lukisan berbasis cat air mulai Selasa-Rabu (22-30/5). Pameran bertajuk ”Asian Watercolour Expression” itu dibuka oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pameran “Asian Watercolour Expression” memamerkan 138 lukisan cat air dari para perupa asal Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, China, Taiwan, Hongkong serta Jepang. Lukisan-lukisan. Selain cat air dan aquarel, cat dengan medium akrilik, gouache, tinta china, dan bahan media campur juga ikut dipamerkan. Pegiat IWS, Anne Lukardi mengatakan pameran cat air ini digelar sebagai apresiasi terhadap karya-karya lukisan di atas kertas. Menurut Anne Lukardi, lewat karya cat air, apresian dapat menyaksikan pencapaian-pencapaian yang unik dan berbeda karya para perupa dengan latar belakang budaya yang berbeda.
"Keunggulan dari karya cat air ialah mampu menonjolkan nilai ekspresivitas dan pencapaian estetika setiap karya,"ujar Anne Lukardi saat ditemui wartawan di BBY.
Dalam pengantar pamerannya, kurator Bentara Budaya, Ipong Purnama Sidhi mengakui bahwa lukisan cat air selama ini kalah pamor dengan lukisan cat minyak. Kelebihan dari cat air terletak pada kemampuan menghadirkan warna-warna transparan yang kaya dan imajinatif.
Sifat transparan media lukis berbasis air dimanfaatkan para artis untuk mencipta gradasi warna yang menarik. Di tangan artis yang berpengalaman cat air menawarkan sangat banyak kemungkinan eksploratif.
Permainan gradasi warna yang menarik antara lain terlihat pada karya Phunsee Srisuphar dari Thailand, “Morning Time” (2010), atau karya Sangkom Somboonhua juga dari Thailand, “Phya Naak” (King of Nagas) (2012), dan karya Min Wae Aung (Myanmar), “Towards Monastery” (2012).
Pada “Morning Time” Phunsee Srisuphar warna-warna biru, hijau dan kuning saling membaur sangat lembut menghadirkan suasana kebekuan pagi yang mulai mencair. Gradasi warna seperti ini kiranya susah diperoleh bila menggunakan cat minyak.
Sedangkan pada “Phya Naak” (King of Nagas) karya Sangkom, gradasi warna mampu membangun kesan gerak dinamis sang naga. Sementara, Min Wae Aung dalam “Toward Monastery” berhasil menghadirkan keagungan yang misterius pada sosok lima orang biksu melalui gradasi warna coklat, kuning putih.
Tak kalah dari cat minyak, medium cat air juga mampu menorehkan detil secara menakjubkan. Hal ini terlihat antara lain pada “Bed of Leaves” (2011) karya Elizabeth Que Bato (Filipina). Lekukan, garis dan titik-titik yang membentuk corak daun pada tanaman jenis puring ini terlukis sangat detil dan realistik.
Susah mempercayai bahwa lukisan ini menggunakan media cat air. Demikian pula pada lukisan D Tjandra Kirana (Indonesia), “Asak Girls” (2012). Detil warna warni menarik terlihat pada corak kostum para gadis Asak ini.
Karya perupa Indonesia juga tidak kalah apiknya. Misalnya karya Robby L yang bertema dewa keadilan. Dalam lukisan itu sesosok dewi keadilan tengah menggegam pedang dan tinbangan. Pada timbangan pertama berisi uang dan tikus sementara timbangan yang satunya berisi sendal jepit. Uniknya lagi, dewi keadilan berwajah "londo" itu justru mengenakan kebaya dan di belakangnya terdapat burung garuda yang tengah memekik.
Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono mengatakan kagum dengan ekspresi lukisan yang ditampilkan masing-masing seniman. Menurut Sultan lukisan yang digambarkan pelukis adalah hasil dari perenungan yang mendalam.
0 comments:
Post a Comment